JakArt@2010 International Arts, Cultural and Educational Festival
PERSONIL
Mikhail David
Artistik dan Konseptor ASAH. Karya awal Mikhail David di bidang Visual Art cenderung bergaya minimalis yang tercermin dalam beberapa pameran tunggal ataupun pameran bersama di berbagai Negara seperti Yunani, Italy, Kanada, Australia, Indonesia dan lain sebagainya. Pada tahun 1990-an Mikhail tertarik dengan seni instalasi dan mulai menciptakan “lingkungan yang penuh dengan atmosfir interaktif lintas-disiplin” melibatkan semua panca indera.
Untuk tujuan ini, Mikhail menciptakan “ruang” khusus yang disebuat “The Stage” (Panggung) diantara tahun 1991 hingga 1996, yang kemudian dikenal sebagai “garis depan-nya avant-garde”, sebuah penanda kegiatan seni di Jakarta yang menjadi tuan rumah lebih dari 3,000 artis local dan luar negeri
Mikhail menikah dengan pianis/musisi ternama bertaraf internasional, Ary Sutedja-David. Bersama istrinya, Mikhail mendirikan organisasi berbasis akar-rumput pada tahun 1999 yang bertujuan untuk mendemostrasikan, mengekspose, membagi, mengajak dan mempromosikan seni. Hasilnya adalah JakArt@2001, JakArt@2002 dan JakArt@2003, JakArt@2004 sebuah Festival Seni, Budaya dan Pendidikan bertaraf Internasional untuk memperingati hari ulang tahun Kota Jakarta pada bulan Juni.
Pada bulan Juli 2003, Mikhail mengintegrasikan berbagai ketertarikan, bakat dan kegiatannya hingga akhirnya muncullah sebuah konsep/kreasi yang diberi judul “Penghargaan bagi Kesinambungan Adikarya Umat Manusia”. Instalasi/eksibisi yang di tampilkan adalah sketsa impresi penuh karakter yang menawarkan berbagai kapasitas dan kemungkinan dari proposal Mikhail untuk pengkreasian sebuah pertunjukan pendidikan secara kronologis yang menyeluruh yang bersifat nomaden dan komprehensif. Acara tersebut bertempat di Museum Nasional Jakarta, didukung oleh Direktur Jenderal UNESCO, Koichiro Matsuura dan Menteri Budaya dan Pariwisata, I Gede Ardika.
Ary Sutedja
Pianis Indonesia, ARY SUTEDJA-DAVID, mendapatkan gelar “Master of Music”-nya di Bidang Seni Pertunjukan Piano di Universitas Towson di Baltimore, Maryland pada tahun 1992 di bawah bimbingan Reynaldo Reyes. Ary berhasil menyelesaikan studinya di Towson dengan predikat “summa cum laude”, dan memperoleh penghargaan “Outstanding Achievement in Music”, Pemenang “The Peggy and the Yale Gordon Foundation Scholarship”, dan pemenang “The Talent Award Competition”.
Ary kemudian melanjutkan gelar sarjananya di St. Petersburg Conservatory, Rusia, di bawah bimbingan Sofia Vakman, Sergey Uryvaey dan Valery Visnesky. Guru-gurunya di Indonesioa termasuk Iravati M. Sudiarso. Saat tinggal di Jerman, ia mengikuti tur bersama dengan The Bremen Opera Theatre sebagai pengiring piano di bawah arahan Kapellmeister Gunther Bauernschenk. Ary kemudian kembali ke Indonesia pada tahun 1993. Tahun 1994, Ary bersama teman-temannya Soun Youn Yoon (pemain Oboe dari Korea) dan Sharon Eng (pemain biola dari USA) mendirikan grup musik bernama Nuansa Klasika. Mereka telah mengadakan konser di berbagai negara di : Korea, Indonesia, Thailand, Inggris, Amerika (April 2006 di markas besar PBB di New York), Yunani, Kuwait, dan Australia. Di tahun 1999, bersama suaminya, Mikhail David, Ary mendirikan JakArt, sebuah Festival Seni, Budaya dan Pendidikan yang diadakan setiap tahunnya di kota Jakarta.
Di JakArt Ary menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. JakArt festival telah menggelar lebih dari 1000 pertunjukan dan pameran-pameran berkelas dunia sampai pertunjukan-pertunjukan seni yang dilakukan secara spontan oleh para seniman lokal dan mancanegara. Festival ini telah diadakan di lebih dari 300 tempat dan lokasi di dalam dan di luar Jakarta, dari tempat-tempat tertutup hingga tempat umum dan melibatkan lebih dari 1000 sukarelawan yang sangat antusias terhadap JakArt dari seluruh kalangan masyarakat hingga seniman-seniman luar negeri.
Pada tahun 2004, JakArt menggelar Festival a la Carte, sebuah festival yang keliling di 15 kota di Jawa dan Bali. Hal serupa juga diselenggarakan oleh JakArt dengan mengelilingi 12 kota di Peloponese (Yunani) dan di Athena dalam rangka Olimpiade Kebudayaan di Athena 2004. JakArt telah didukung oleh UNESCO sejak tahun 2002 dan merupakan salah satu Anggota Pendiri dari “Association of Asian Performing Arts Festival (AAPAF)”. Anggota AAPAF lainnya termasuk Singapore Arts Festival, Shanghai Arts Festival, Hong Kong Arts Festival, Adelaide Arts Festival dan lain-lain. Ary adalah anggota Dewan Kesenian Jakarta tahun 2003-2006, juga anggota dari Komite National Indonesia untuk Kebudayaan, periode 2002-2004. Saat ini Ary adalah salah satu Anggota Eksekutif AAPAF dan aktif mengadakan pertunjukan solo piano dan musik kamar baik di dalam maupun di luar negeri. Ia tampil di 33 kota di seluruh Indonesia bersama dengan suaminya Mikhail David, Asep Hidayat – Pemain Cello asal Indonesia dan Rene van Helsdingen – Pianis Jazz asal Belanda pada program yang bernama ASAH I & II. Pada Agustus 2008, bersama organisasinya JakArt Ia mengorganir Imajiner Festival dan dihadiri oleh 31 direktur festival dan perwakilannya dari seluruh dunia.
Asep Hidayat
Cellis, Asep Hidayat, dikenal aktif memberikan resital-resital dan konser-konser baik untuk solo cello maupun musik kamar di tanah air
maupun mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Australia dan Jepang.
Repertoar yang ia mainkan bervariasi dari jaman Renaissance hingga kontemporer. Setelah mendapatkan Master of Degree-nya di bidang Performance pada tahun 2002 di Osaka Kyoiku, Ia bergabung dengan Orkes Profesional di Jepang “Heinrich Suitzt Ensemble” (1999 – 2002).
Di kota tersebut ia juga tampil di beberapa festival seperti Osaka Cassal Festival, dan Osaka Music Festival. Ia juga tampil spektakuler bersama 1000 Cellist dari seluruh dunia di Kobe. Asep tampil tiga kali terpilih untuk mengikuti The ASEAN Youth Music Workshop di Kuala Lumpur, Manila, dan Jakarta. Ia juga ditunjuk untuk menjadi Tutor Cello dalam workshop tersebut di Bangkok. Tampil bersama The Australian Virtuoso Ensemble di Townsville Queensland Australia.
Belajar cello pertama kali di Sekolah Menengah Musik Yogyakarta (1982 – 1986) di bawah bimbingan Yoesbar Djaelani. Ia melanjutkan pendidikan musiknya di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (1986 – 1991) di bawah bimbingan Renee Bermann cellist dari Belanda. Ia juga mengikuti Master Class di Australia dengan Tess Remy Schumacher dan Prof. DR. Alexander Ivaskin. Saat ini Asep mengajar Mayor Cello di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan Sekolah Musik Internasional Jakarta.
Bintang Sinaga,
soprano Sumut – Indonesia, lahir di Medan. Awal mulai belajar pada pendidikan formil musik usia 11 tahun di Bina Musica Jakarta selama lebih kurang 2 tahun sejak 1969 dengan belajar alat musik seruling. Kemudian ia melanjutkan pendidikan formil seni suara / vokal di lembaga Bina Vokalia dibawah asuhan pimpinan Bp. Alm Pranajaya selama lebih kurang 1,5 tahun dari tahun 1972-1973, disamping itu juga ia mengikuti belajar piano selama 6 bulan tahun 1973. Setelah lulus dari pendidikan bina Vokalia saya di percayakan untuk mengikuti segala kegiatan pertunjukan lagu-lagu klasik didalam negeri.
Dalam karir di usia muda belia sering mengikuti pertunjukan vokal di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta yang diselenggarakan lembaga Bina Vokalia tahun 1972, kemudian berlanjut atas kepercayaan bapak ALM. Pranajaya Duet bersama beliau di station TVRI Jakarta tahun 1973 dengan lagu klasik Jepang Yoake utayo. Bergabung dalam Paduan suara di gereja HKBP JL Jend. Sudirman Medan sebagai solois Soprano tahun 1982/1983 mengikuti Festival Pesparawi Gereja se Indonesia di Kota Jakarta dan Festival Pesparawi tahun 1985 di Tomohon Sulawesi Utara, selain itu juga turut bergabung di paduan suara Fajar Harapan tahun 1986. Turut bergabung sebagai Solois Soprano dalam memeriahkan penyelenggaraan Konser Perdana Orchestra Symphoni Pengharapan Medan di bawah pimpinan Konduktor Max Sapulete tahun 1996. Penyelenggaraan kegiatan dari Dinas Parawisata Sumut – Medan sebagai Solois Soprano “Malam Musik Klasik” tahun 2001. Acapkali tampil sebagai Bintang Tamu Solois Soprano pada konser Natal pada paduan suara Nathania di Hotel Mulia Senayan Jakarta tahun 2002. Pertunjukan Konser Resital
Piano Yoyo Tjong undangan sebagai solois Soprano di Tjong A Fei Mansion Medan tahun 2003 dan tahun 2009 resital piano Yoyo Tjong di Gedung Irama Musik Studio Medan. Sampai saat ini masih aktif dalam pertunjukan lagu-lagu klasik diberbagai tempat dalam negeri.
Salomo Simanjuntak, Ssi
Penyanyi berdarah Batak kelahiran Medan ini, sudah menapaki dunia nyanyi sejak remaja. Nyanyian bagi beliau adalah teman akrab sehari-hari. Secara periodik, penyanyi yang terus mengikuti kompetisi Bintang Radio dan Televisi, dan selalu tampil sebagai juara, terutama di Medan dan terakhir tampil sebagai juara pertama bintang radio DKI Jakarta 2007. Salomo Simanjuntak adalah Sarjana Fisika lulusan FMIPA-Universitas Sumatera Utara yang aktif mengisi irama seriosa di televisi stasiun Medan tahun 1986-1994, ia diajak bergabung dalam orkes Symphoni Pengharapan di bawah arahan konduktor Max Sapulette sebagai solis Tenor bersama Bintang Sinaga Soprano yang sudah tidak asing lagi di Sumatera Utara. Diperantauannya di kota Jakarta, ia terus melakukan hobinya yang satu ini, dan sering tampil sebagai bintang tamu untuk konser-konser paduan suara gereja. Menurutnya, saat yang paling mengesankan hatinya adalah ketika ia tampil sebagai solis dengan membawakan lagu The Lords Prayer, ciptaan Albert Hay Malotte pada Natal Golkar di Istora Senayan dengan latar belakang seribu lebih personil paduan suara. Tidak hanya bernyanyi, ia juga aktif sebagai praktisi vokal dalam beberapa paduan suara gereja/kampus instansi di Jakarta, dan sering membawa paduan suara gereja/kampus menjadi juara untuk lagu-lagu rohani tingkat gereja. Disamping sebagai praktisi vokal, ia juga sering tampil sebagai juri kompetisi paduan suara/vokal grup di Jabodetabek sampai sekarang ini.
SounYoun Yoon
adalah pemain oboe asal Korea yang sangat dihormati lulusan dari Fakultas Musik, Seoul National University. Ia memperoleh gelarnya dan dinyatakan sebagai rekan dari Royal College of Music in London (2001). Penghargaan yang telah dicapai meliputi: sebagai anggota dari Seoul National Symphony Orchestra; Korean Women’s Woodwind Quintet, pemenang pertama dari kompetisi nasional bergengsi (lomba musik Dong Ah) dan banyak lagi. Tampil solo bersama Czechoslovak Prague Chamber Orchestra di Fukuoka Jepang (2002). Ia adalah salah satu anggota kelompok musik “Classical Nuances Ensemble” sejak tahun 1995 dan tampil secara berkala dari Bangkok – Seoul, Athens – London, Canberra – Kuwait, Los Angeles – New York City 2007 (UN Center, Washington, Baltimore, Towson University). Soun-Youn Yoon saat ini adalah pengajar Oboe di Samyuk University. Ia adalah wanita pertama yang pernah memegang posisi pada komite kehormatan Korean Senior Orchestra, sebuah orkrestra profesional
bergengsi yang terdiri pemain penting dan profesor musik tertinggi di orkestra – orkestra besar dan universitas – universitas di Korea.
Tim Pendukung ASAH Indonesia Tur III 2010
Wijiyanto – Kepala Administrasi JakArt / Akuntan
Hermawan – Stem Piano / Teknisi
Sukoco – Asisten
Mulki Mulyana – Desain Grafis / Dokumentasi